Bearing standar, jarak antara inner ring dan outer ring-nya rapat, sehingga bidang geseknya banyak. Tapi kalau laher racing sebaliknya dan memang poin itu yang dicari. Bagi yang berniat pasang part tersebut di motor standar tak masalah. Tapi perlu diketahui, bearing mesin yang dipakai di motor-motor sekarang sudah menggunakan bearing berkode C3. Jadi kalau mau mengaplikasikan cari yang kode di atasnya, yakni C4 atau C5.
Ada 4 merek yang umum beredar di pasaran, tapi jangan lupa Kalau mau mengganti harap diingat seri yang tertera pada badan si bearing, karena hal itu akan jadi patokan pada saat pembelian.
SKF (Svenska Kugelahaar Fabricen) ini berasal dari Swedia, namun sudah dimanufacturing di Indonesia. Terbukti tangguh untuk lintasan pasar senggol. Terlebih seri C4-nya yang mengandung material keramik, guna memimimalisasi gesekan. Hal ini juga terbukti berperan mengantar Rafid Poppy, pembalap tim SKF Fuchs Star Motor, merebut juara Indonesia di penghujung tahun 2003 di Sentul.
Tambahan Teori
Simbol ini menandakan kerenggangan antar pelor dan dinding punggung bagian dalam. “C3 cocok untuk motor harian”. Makin besar angkanya berarti toleransi kerenggangan antar komponen bearing makin besar pula. Tak heran C3, jika digoyangkan lebih ngoklok dibanding C2.
Angka kerenggangan tsb tercantum dari C2 – C5 tanpa tanda(kosong). Motor dengan putaran mesin tinggi sebaiknya menggunakan laher dengan kerenggangan C4
credit to mu5exxx
0 komentar:
Posting Komentar